BTemplates.com

MAIN

Home » » SEJARAH SINGKAT MTs AN-NUR KOTA CIREBON

SEJARAH SINGKAT MTs AN-NUR KOTA CIREBON

 

A.    Keadaan Bahasan
1.      Sejarah Singkat Madrasah Tsanawiyah An-Nur Kota Cirebon
Gedung Madrasah Tsanawiyah An-Nur Kota Cirebon terletak di Desa Kutagara Selatan Kota Cirebon dan berdiri sejak tahun 1993 sesuai Surat Keputusan dari Kantor Wilayah Departemen Agama No. WI/PP.0551/1993/. dan pada tanggal 22 Mei Madrasah Tsanawiyah An-Nur Kota Cirebon resmi berdiri dengan Surat Keputusan No. WI/PP.0551/1993/.
MTs An-Nur ini berada di bawah naungan Yayasan Pendidikan dan Dakwah Islam Jagasatru (YPDIJ) didirikan pada tanggal 06 Agustus 1983 oleh 33 orang pemarkasa, yang terdiri dari tokoh masyarakat dan aparat pemerintah, dan didukung oleh masyarakat setempat.
Pada Awalnya yakni tahun pelajaran 1993/1994 siswa MTs An-Nur hanya terdiri 1 kelas dan berjumlah 49 siswa. kemudian dari tahun ketahun terus bertambah hingga 6 kelas sampai sekarang.
Ada pun visi dan misi yang diemban MTs An-Nur Cirebon, antara lain:
      a. Visi :
MTs An-Nur Sebagai wahana pembinaan manusia yang bertaqwa dan beriman, berbias pada keshalehan sosial.
b.  Misi :
·         Mendorong terciptanya suasana madrasah yang Islami
·         Memotivasi terciptanya iklim kompetisi yang sehat,
·         Membangun terciptanya suasana keterbukaan yang profesional dalam suasana kekeluargaan
·         Membentuk siswa terampil, kehandalan bersaing dan berdayaguna yang Berakhlaq Karimah
·         MTs An-Nur sebagai madrasah yang menjadi milik dan dambaan masyarakat

2.      Keadaan Guru

Guru atau pendidik bertugas sebagai penanggungjawab atas keberlangsungan proses belajar mengajar di kelas, baik bidang studi yang dipegangnya atau bukan. Guru yang berada di Madrasah Tsanawiyah An-Nur Kota Cirebon ini sebanyak 16 orang; 1 orang kepala sekolah, 5 orang guru PNS, 11 guru honorer, masing-masing guru tersebut berasal dari jenjang pendidikan yang berbeda-beda, dan berbagai golongan (paling tinggi adalah golongan IV/a dan yang paling rendah adalah golongan SLTA). Adapun jumlah mata pelajaran yang dipegang oleh masing-masing guru ada yang 24 jam, 22, 20, 16, 13, 12 bahkan ada juga yang 10 jam pelajaran.
Untuk mendorong guru dalam keberhasilan guru dalam mengajar, pihak madrasah mengikut sertakan guru-guru dalam program pemerintah yaitu program guru teladan. Madrasah mengajukan calon-calonnya setelah itu diajukan ujian (tes). Adapun kriteria yang mengikuti program tersebut adalah keberhasilan guru dalam mengajar sehari-hari, kemampuan mengajar, kegiatan mengajar sehari-hari.

Tabel 1
Ketua YPDIJ
Hasanain Yahya
 
Ketua Komita
Ali Yusuf Yahya
 
Kepala Madrasah
Drs Izzuddin
 
STRUKTUR DAN PERSONALIA MTs AN-NUR KOTA CIREBON

Kordinator BP/BK
Suhada, SAg
 
Kepala TU
Drs. Agung Saputra
 
 



 


Wali Kelas 7B
Dewi Kusniah, S.Pd

 
Wali Kelas 7A
      Bambang G. ST

 
Wali Kelas 7C
Usman Afif, S.Pd

 
Wali Kelas 8A
       Rayu, SPd.I

 
Wali Kelas 8B
Siti Rohayati, S.Pd.I

 
       

Wali Kelas 9A
    Vidya Syahidah, SPd

 
Wali Kelas 9B
      Tua’datun, Amd. BA

 
Dewan Ustadz
 
 


                                                         
SISWA MTs AN-NUR CIREBON
 
 



Koordinator

Pengelola
Abdul Hamid  Yahya
Rayu, SPd,I
Suhada, S.Ag   
Suhada, S.Ag
Rovi Noviyanti
Suheri
Bambang G. ST
Amir Hamzah
Darman
Anto
Budi

Kurikulum
Kesiswaan
Koordinator Pengembangan Diri
Koordinator BK
Koordinator KTK/Keterampilan
Koordinator Penjaskes
Koordinator
Labolatorium
Koordinator Perpustakaan
Koordinator Kebersihan, 
Keindahan dan Keamanan




Kelas
Wali Kelas
7A
7B
7C
8A
8B
9A
9B

Bambang G. ST
Dewi Kusniyah, S.Pd
Usman Afif, S.Pd
Rayu, SPd.I
Siti Rohayati, S.Pd.I
Vidya Syahidah, SPd
Tua’datin, Amd. BA

                                               









Tabel 2
Data Tugas Mengajar Guru MTs An-Nur Cirebon
No
Nama Guru
Pengajar
1
Drs. Izzuddin
Sejarah Kebudayaan Islam
2
Abdul Hamid Yahya
Aqidah dan Akhlaq, Mulok
3
Drs. Agung Saputra
Ekonomi, Sejarah dan Geografi (IPS Terpadu)
4
Ali Yusuf Yahya
Fiqih
5
Suhada, S.Ag
Al-Qur’an dan Al-Hadits
6
Suheri
Pendidikan Jasmani
7
Dewi Kusniyah, S.Pd
Bahasa Indonesia
8
Vidya Syahidah Hakimi, S.Pd
Bahasa Inggris
9
Bambang Gunawan. ST
Komputer, Pembiasaan
10
Muhammad Subhan, SHI
Bahasa Arab, Biologi dan Mulok
11
Rayu, S.Pd.I
Matematika
12
Rovi Noviyanti, A,S,Ag
Kerajinan Tangan dan Kesenian
13
Siti Rohayati, S.Pd.I
Bahasa Inggris
14
Drs. Syukron
Biologi
15
Tu’adatin, BA,A.Md
Pendidikan Kewarganegaraan dan SKI
16
Drs. Usman Afif
Matematika dan Fisika


3.      Loyalitas guru
Loyalitas didefinisikan sebagai kesetiaaan pada sesuatu dengan rasa cinta, sehingga dengan rasa loyalitas yang tinggi sesorang merasa tidak perlu untuk mendapatkan imbalan dalam melakukan sesuatu untuk orang lain/ perusahaan/lembaga pendidikan tempat dia meletakan loyalitasnya.
Menurut Aaker, ”Loyalitas merek merupakan satu ukuran keterkaitan seorang pelanggan pada sebuah merek.” Aaker menambahkan, suatu cara langsung untuk menetapkan loyalitas, terutama untuk perilaku kebiasaan (habitual behavior), adalah memperhitungkan pola-pola pembelian aktual. Diantara ukuran-ukuran yang digunakan adalah : laju pembelian ulang, persentase pembelian dan jumlah merek yang dibeli.
Sedangkan Menurut Lovelock, “Loyalitas sebagai kemauan pelanggan untuk terus mendukung sebuah perusahaan dalam jangka panjang, membeli dan menggunakan produk dan jasanya atas dasar rasa suka yang ekslusif dan secara sukarela merekomendasikan produk perusahaan pada para kerabatnya.”
Dimensi loyalitas ada 4 yaitu :
-          Transaction,
-          Relationship,
-          Partnership dan
-           Ownership
Bahwasanya ketika pelanggan loyal, maka tidak hanya mereka keinginan bertransaksi tetapi juga berelasi, menjalin kerjasama bahkan mungkin ingin “memiliki”. Misalkan dengan membeli saham/obligasi. (http://www.untukku.com/artikel-untukku/pengertian-loyalitas untukku.html#ixzz1x5PULeH1)
Jadi, loyalitas guru dalam pandangan lembaga pendidikan di MTs An-Nur Kota Cirebon ini, bagaimana para guru bisa mengembangkan ilmunya tanpa memandang gaji yang diberikan. Karenanya pendiri Yayasan Pendidikan dan Dakwah Islam Jagasatru (Habib Muhammad Yahya / Kang Ayip Muh) selalu berpesan kepada para ustadz (muridnya) jangan pernah mementingkan imbalan, karena imbalan sudah pasti Allah akan memberi rizki.
Sementara itu untuk menunjang kegiatan penyelenggaraan lebih lanjut, Madrasah Tsanawiyah An-Nur Kota Cirebon ditunjang oleh tenaga administratif yang merupakan salah satu unsur penunjang keberhasilan proses belajar mengajar. Adapun jumlah staf Tata Usaha berjumlah 2 orang, dengan rincian sebagai berikut: Kepala TU 1 orang; Kepegawaian 1 orang; Kesiswaaan 2 orang; Bendahara 2 orang; Agendaris 1 Orang; PNS 5 orang, Honorer 13 orang.

4.      Keadaan Siswa
Tabel  3
Jumlah siswa MTs An-Nur Kota Cirebon
No
Kelas
Jumlah Siswa
1.
VII
92 Siswa
2.
VIII
60 siswa
3.
IX
39 Siswa
Jumlah
194 Siswa
Jumlah siswa secara keseluruhan di Madrasah Tsanawiyah An-Nur Kota Cirebon berjumlah 194 siswa.

5.      Sarana dan Prasarana
Gedung Madrasah Tsanawiyah An-Nur Kota Cirebon dengan luas tanah 1200 m2, dalam penggunaanya terbagi kedalam beberapa bagian, yaitu; Bangunan luasnya 962 m2; sisanya halaman dan lain-lain. Selain fasilitas tersebut, Madrasah Tsanawiyah An-Nur Kota Cirebon juga menyediakan fasilitas perlengkapan administrasi, perlengkapan absen yang menggunakan sidik jari dan perlengkapan kegiatan belajar mengajar, seperti komputer, meja, kursi dan lain-lain. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel dibawah ini:
Tabel 4

Sarana Dan Prasarana Mts An-Nur Cirebon

No
Nama Ruangan
Jumlah
1
Ruang kelas
7
2
Laboratorium
1
3
Ruang UKS
1
4
Koperasi/ took
1
5
Ruang BP/ BK
1
6
Ruang Kepala sekolah
1
7
Ruang guru
1
8
Ruang TU
1
9
Ruang Osis
1
10
Kamar mandi/ WC guru
1
11
Kamar mandi/ WC murid
5
12
Ruang ibadah/ Mesjid
1
13
Gudang
1
14
Perpustakaan
1
Selain fasilitas di atas, Madrasah Tsanawiyah An-Nur Kota Cirebon juga menyediakan fasilitas perlengkapan administrasi dan perlengkapan kegiatan belajar mengajar, yaitu:
a.                   Perlengkapan Administrasi
No
Nama Perlengkapan Administrasi
Jumlah
1.
Komputer
4
2.
Printer
3
3.
Mesin Ketik
1
4.
Brangkas
4
5.

Filling Cabinet
1
6.
Lemari
13
7.
Meja
20
8.
Kursi
25


b.                   Perlengkapan Kegiatan Belajar Mengajar

No
Nama Barang
Jumlah
1.
Komputer
25
2.
Meja Guru
18
3.
Kursi Guru
18
4.
Meja Siswa
178
5.
Kursi Siswa
356
6.
Lemari
6
7.
Tv / Audio
2
8.
Infocus
7

6.      Tempat Penelitian
Tempat penelitian dilaksanakan di Madrasah Tsanawiyah An-Nur Kota Cirebon.
7.      Waktu Penelitian
    Waktu yang digunakan penelitian ini adalah 3 bulan, yang di mulai dari tanggal 07 November s/d 07 Januari 2013, untuk lebih jelasnya penulis susun tahapan dan jadwal kegiatan dalam bentuk tabel sebagai berikut.
Tabel 5

Jadwal Kegiatan Penelitian

No
Kegiatan
November
Desember
Januari
Keterangan
1
2
3
4
1
2
3
4
1
2
3
4

1
Persiapan studi pendahuluan dan perizinan

ü










Angka menujukan banyaknya minggu
2
Observasi Penelitian


ü
ü








3
Uji coba Instrumen




ü







4
Pengumpulan Data





ü
ü





5
Analisis Data







ü
ü
ü





B.   Metode Penelitian
Sesuai dengan permasalahnya yang diteliti dan tujuan yang telah ditetapkan, maka metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah adalah pendekatan pustaka dan pendekatan kuantitatif dengan melakukan studi lapangan Teknik kuantitatif ini dilakukan untuk menganalisis dua variabel, yaitu pengaruh penggunaan kegitan observasi di MTs An-Nur (kelas VIII) sebagai variabel (X) Hasil belajar IPS di MTs An-Nur (kelas VIII) sebagai variabel (Y).
Dari kedua variabel tersebut, masing-masing akan diteliti bagaimana pengaruh antara variabel (X) dengan variabel (Y). Adapun hubungan antara variabel tersebut dapat dilihat sebagaimana pada gambar korelasi berikut ini:


Keterangan:
 





X      : Pengaruh kegitan observasi
Y     : Hasail Belajar Siswa
        : Pengaruh

C.   Populasi dan Sampel
1.    Populasi
Suharsimi Arikunto (2002:108) mengatakan bahwa populasi adalah keseluruhan subjek penelitian. Sedangkan menurut Sudjana (2002:6) mengatakan populasi merupakan totalitas semua nilai yang mungkin hasil, penghitungan maupun pengukuran kuantitatif mengenai karakteristik tertentu dan semua anggota kumpulan yang lengkap dan jelas yang ingin di pelajari sifat-sifatnya. Apabila seseorang ingin meneliti semua elemen yang ada dalam wilayah penelitian, maka penelitiannya merupakan penelitian populasi atau penelitian sensus. Dalam penelitian ini, subjek populasi adalah siswa Madrasah Tsanawiyah An-Nur Cirebon pada tahun pelajaran 2011/2012. Jumlah keseluruhan sebanyak 194 siswa.


Tabel  6
Populasi siswa MTs An-Nur Kota Cirebon
No
Kelas
Jumlah Siswa
1
VII
92 Siswa
2
VIII
60 siswa
3
IX
39 Siswa
Jumlah
194 Siswa

2.    Sampel
Sampel adalah bagian dari populasi yang diambil melalui cara-cara tertentu yang juga memiliki karakteristik tertentu, jelas dan lengkap yang dianggap mewakili populasi (Iqbal, 2008: 84). Dalam penelitian ini, jumlah sampel penelitian sebanyak 40 (empat puluh). Oleh karena itu, penelitian ini menggunakan teknik clusiter sampling, yaitu populasi dibagi dulu atas kelompok berdasarakan area atau cluster, lalu kemudian beberapa cluster dipilih sebagai sampel, dari cluster tersebut bisa diambil seluruhnya atau sebagian saja untuk dijadikan sampel. Anggota populasi disetiap cluster tidak perlu homogen. Sampel ditarik dengan teknik kombinasi antara stratified sampling dan cluster sampling (Syofian Siregar 2010 : 147).

Berikut adalah sampel yang dijadikan penelitian :
Tabel 7
Daftar Populasi dan Sampel Siswa Madrasah Tsanawiyah An-Nur Cirebon
No
Nama Sekolah
Subjek Penelitian/Sampel
1
Madrasah Tsanawiyah An-Nur Kota Cirebon
Kelas VIII A
Kelas VIII B


20
20
2
Jumlah
40

D.    Metode dan Desain Penelitian
1.      Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan yang diguanakan dalam penelitian ini adalah studi eksperimen, yaitu penelitian yang memusatkan perhatian pada suatu pembelajaran dengan menggunakan kegitan observasi dalam hasil belajar pada bidang studi IPS di kelas VIII MTs An-Nur Kota Cirebon.

2.      Desain Penelitian
Dalam penelitian ini, penulis menggunakan desain penelitian one-shot case study.
Pola : X O
(Arikunto, 2006: 84)

Keterangan:
X       = treatment atau perlakuan
O       = hasil observasi sesudah treatment
Dalam desain ini observasi dilakukan satu kali yaitu kelas VIII dengan mengadakan treatment, setelah selesai treatment kemudian diadakan tes untuk mengetahui hasil belajar.

E.     Variabel Penelitian
Variabel bebas (X) yaitu tentang penggunaan pembelajaran kegiatan observasi.
Variabel terikat (Y) yaitu tentang hasil belajar IPS pada pada siswa kelas VIII.
Oval: Variabel
X
Gambambar 1.2
 
 






F.     Instrumen Penelitian
Berdasarkan tujuan penelitian yaitu untuk mengetahui penggunaan pembelajaran yang menggunakan kegitan observasi terhadap hasil belajar siswa pada bidang studi IPS, maka data yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket dan tes. Angket digunakan untuk mendapatkan data tentang respon siswa penerapan mode pembelajaran tersebut, dan tes digunakan untuk mendapatkan data tentang proses siswa terhadap pembelajaran.
Instrumen angket dibuat sebanyak 20 pernyataan dengan lima pilihan yaitu Sangat Setuju (SS), Setuju (S), Tidak ada pendapat (N), Tidak Setuju (TS) dan Sangat Tidak Setuju (STS) dengan ketentuan skor untuk pernyataan positif SS = 5, S = 4, N = 3, TS = 2, STS = 1 dan untuk pernyataan negatif SS = 1, S = 2, N = 3, TS = 4, STS - 5.
Instrumen tes yang dibuat sebanyak 20 soal berbentuk tes objektif pilihan ganda dengan empat alternative jawaban.
Adapun langkah-langkah penyusunan instrument penelitian untuk mengetahui hasil belajar siswa dalam bidang studiIPS adalah :
1.  Persiapan
2.             Penyusunan kisi-kisi instrumen penelitian
3.             Penyusunan soal-soal instrumen penelitian
4.             Konsultasi dengan dosen pembimbing
5.             Konsultasi dengan guru IPS MTs. An-Nur Kota Cirebon
6.             Uji coba instrumen penelitian
7.             Perbaikan / revisi instrumen penelitian
8.             Penggunaan instrumen penelitian
Penyusunan instrumen penelitian dilakukan oleh penulis dengan membuat pernyataan dan soal tes sendiri.
Sebelum instrumen penelitian digunakan, istrumen tersebut terlebih dahulu diujicobakan. Uji coba ini dimaksudkan untuk mengetahui gambaran tentang terpenuhi atau tidaknya syarat-syarat instrumen sebagai alat untuk  mengumpulkan data yang baik, sehingga instrument ini dapat digunakan dalam penelitian. Uji coba instrumen ini dilakukan pada siswa kelas VIII yang berjumlah 60 siswa. Untuk hasil uji coba instrumen angket dapat dilihat pada lampiran dan hasil uji coba instrumen tes dapat dilihat pada lampiran.
Adapun analisis dari instrumen yang diujicobakan adalah sebagai berikut:

1.      Validitas item soal
Validitas adalah suatu ukuran   yang   menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan sesuatu instrumen (Arikunto, 2006 : 158). Suatu instrumen yang valid atau sahih mempunyai validitas tinggi. Dan sebaliknya instrumen yang kurang valid atau tidak valid berarti memiliki validitas rendah.
Jadi suatu teknik evaluasi mempunyai validitas yang tinggi (disebut valid) jika teknik evaluasi atau tes tersebut dapat mengukur apa yang sebenarnya akan diukur (Purwanto, 2002 : 137).
Rumus yang dipakai untuk menganalisis validitas tiap item nomor soal adalah dengan menggunakan rumus Product Moment dari Pearson, yaitu:
(Arikunto, 2006 : 160)
Keterangan:
rxy        = Tingkat validitas
X      = Skor variabel butir soal
Y       = Skor total
N       = Banyaknya peserta tes uji coba

2.      Reliabilitas
Reliabilitas menunjuk pada satu pengertian bahwa suatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik.
Perhitungan reliabilitas angket digunakan rumus alpha croanbach. Hal ini sesuai dengan pendapat Suharsimi Arikunto (2002: 171) bahwa rumus alpha croanbach digunakan untuk mencari reliabilitas instrumen yang skornya bukan 1 dan 0, misalnya angket atau soal bentuk uraian.
(Suharsimi Arikunto, 2006: 171)
Keterangan
r11      = reliabilitas instrumen
k        = banyaknya butir penyataan atau banyaknya soal
   = jumlah varians butir
      = varians tabel
Setelah koefesien reliabilitas diketahui, selanjutnya harga ini diinterpretasikan berdasarkan klasifikasi koefesien reliabilitas menurut Guilford (M. Subana, 2001: 132), yaitu:
Kurang dari 0            =          tidak ada korelasi
0,20 - 0,40     =          korelasi rendah
0.40 - 0,70     =          korelasi sedang
0,70-1,00  =   korelasi tinggi

3.      Daya Pembeda
Yang dimaksud daya pembeda suatu soal tes adalah kemampuan soal itu untuk membedakan siswa-siswa yang termasuk kelompok pandai (upper group) dengan siswa-siswa yang termasuk kelompok kurang pandai (lower group) (Purwanto, 2002: 120).
Daya pembeda tiap butir soal dapat dihitung dengan menggunakan rumus :
(Subana dan Sudrajat, 2001: 134)
Keterangan:
DP          = Daya Pembeda
BA         = Banyak peserta kelompok atas yang menjawab soal dengan benar.
BB         = Banyak peserta kelompok bawah yang menjawab soal dengan benar
JA          = Banyak peserta kelompok atas
JB           =  Banyak peserta kelompok bawah
Sedangkan harga daya pembeda diinterpretasikan berdasarkan klasifikasi daya pembeda yang paling banyak digunakan adalah:
     DP =   0,00   : sangat jelek
0,00 < DP         <           0,20     :           jelek
0,20 < DP         <           0,40     :           cukup
0,40 < DP         <           0,70     :           baik    
0,70 < DP         <           1,00     :           sangat baik

4.      Indeks Kesukaran
Tingkat kesukaran merupakan salah satu karakteristik butir soal yang dapat menunjukkan kualitas butir soal tersebut apakah termasuk mudah, sedang, atau sukar. Suatu butir soal dikatakan mudah jika sebagian besar siswa dapat menjawab dengan benar dan dikatakan sukar, jika sebagian besar siswa tidak dapat menjawab dengan benar.
Besarnya indeks tingkat kesukaran butir soal, dapat dihitung dengan rumus:
(Subana dan Sudrajat, 2001: 133)
Keterangan:
P = indeks kesukaran
B            = banyaknya siswa yang menjawab soal dengan benar
JS           = Jumlah seluruh siswa peserta tes
Sedangkan indeks kesukaran diinterpretasikan berdasarkan klasifikasi indeks kesukaran yang paling banyak digunakan adalah:
            IK          =           0,00     :           soal terlalu sukar
0,00     <   IK     <           0,30     :           soal sukar
0,30     <   IK     <           0,70     :           soal sedang
0,70     <   IK     <           1,00     :           soal mudah     
            IK          <           1,00     : soal terlalu mudah

G.    Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data menggunakan teknik penelitian sebagai berikut:
1.     Teknik Angket
Angket yaitu menyebarkan daftar pertanyaan tertulis kepada responden (siswa). Teknik angket ini dilakukan dengan harapan data dapat terkumpul sesuai dengan data yang diharapkan.
2.     Teknik Tes
Tes yaitu mengadakan evaluasi terhadap objek untuk mengetahui tingkat keberhasilan penerapan dalam penelitian.

H.    Teknik Analisis Data
Setelah data terkumpul dari hasil pengumpulan data, data perlu dianalisis untuk menemukan jawaban atas permasalahan yang telah dirumuskan. Data-data yang dimaksud berupa data kuantitatif yang berupa angka-angka yang menunjukkan skor tiap variabel.
Untuk menganalisis suatu masalah diperlukan analisis tertentu sesuai dengan masalah dalam penelitian ini adalah menguji adakah pengaruh penggunaan kegitan observasi terhadap hasil belajar IPS, langkah-langkah untuk menganalisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
1.     Uji Normalitas
Untuk menguji normalitas masing-masing kenormalan masing-masing variabel dilakukan uji normalitas masing-masing dengan uji Chi-kuadrat, dengan menggunakan rumus, sebagai berikut:
(Sugiyono, 2000: 154)

Keterangan:
c2     = Chi-Kuadrat
fo      = frekuensi yang diperoleh berdasarkan data
fh      = frekuensi yang diharapkan
Adapun langkah-langkah yang dilakukan pada pengujian normalitas ini, adalah:
1.      Membuat tabel distribusi kelompok
2.      Menghitung rata-rata dengan rumus:
Keterangan:
    = rata-rata
f1      = frekuensi yang sesuai dengan tanda kelas
X1     = tanda kelas interval
3.      Menghitung Varians dengan rumus:
Keterangan:
S2   = varians
N    = banyaknya sampel
fi     = frekuensi yang sesuai dengan tanda kelas
X1   = tanda kelas interval
4.      Menentukan batas-batas kelas interval
Batas kelas bawah           =  ujung bawah dikurangi 0,5
Batas kelas atas   = ujung atas ditambah 0.5
5.      Menghitung Z untuk batas kelas dengan rumus:
Keterangan: Z     = batas kelas
bk   = batas kelas atas
X    = rata-rata
S     = varians
6.      Menentukan batas daerah dengan menggunakan tabel "Luas daerah dibawah lengkung normal standar O ke Z".
Z negatif maka batas luas daerah = 0,5 – Ztabel
Z positif maka batas luas daerah = 0,5 + Ztabel
7.      Menghitung luas daerah untuk tiap-tiap kelas interval,yaitu selisih kedua batasannya. Caranya adalah mengurangi bilangan batas atas denganbilangan batas bawah.
8.      Menghitung frekuensi teoritik (fh) yaitu merupakan hasil kali antara n dengan luas di bawah kurva normal untuk interval yang bersangkutan.
9.      Menghitung frekuensi nyata (fo) yaitu banyaknya frekuensi dalam tiap kelas interval.
10.  Menghitung harga :
11.  Membandingkan harga c2hitung untuk taraf nyata α dengan dk = k-1, dimana k adalah banyaknya kelas jika c2hitung< c2tabel maka data tersebut berdistribusi normal (Sugiyono, 2000: 136).
2.     Analisis Regresi
Sebelum analisis data dilakukan, maka dilakukan dulu uji independen dan kelinieran regresi. Pengujian terhadap hal ini dilakukan dengan menggunakan uji statistik F, sebagaimana dijelaskan Sudjana (2006: 332) untuk menguji statistik F, terlebih dahulu dihitung jumlah kuadrat-kuadrat (JK) untuk variasi regresi dengan rumus:
Bentuk persamaan regresi linier : Ŷ = a + bx
Setelah besaran diperoleh kemudian disusun dalam daftar analisis varians berikut:
Daftar analisis varians untuk uji independen dan kelinieran regresi
Sumber Variasi
Db
JK
KT
F
Total
N
JK(T)
JK(T)
-
Regresi (a)
Regresi (b/a)
Residu
1
1
n-2
JK(a)
JK(b/a)
JKres
JK(T)
Tuna Cocok

Kekeliruan
k-2

n-k
JK(TC)

JK(E)
(Sudjana, 2006: 332)

Dari daftar analisis varians di atas didapat dua hasil kesimpulan sekaligus, yaitu:
a.       Uji independen
Jika maka hubungan antara ubahan bebas dependen.
b.      Uji kelinieran regresi
Jika maka hubungan antara ubahan bebas linier.
3.      Uji Korelasi
Uji korelasi dimaksudkan untuk mengetahui ada tidaknya korelasi antara penggunaan kegitan observasi terhadap hasil belajar “bagaimana pengaruh penggunaan kegitan observasi terhadap hasil belajar siswa pada bidang studi IPS”?
Adapun rumus yang digunakan adalah product moment, yaitu:
(Suharsimi Arikunto, 2006: 160)
Setelah diperoleh harga koefisien korelasi, kemudian harga koefisien korelasi tersebut diinterpretasikan dengan menggunakan ketetapan sebagai berikut:

Tabel 8
Interpretasi Nilai r
Banyak nilai r
Interpretasi
0,80 – 1,00
0,60 – 0,80
0,40 – 0,60
0,20 – 0,40
0,00 – 0,20
Tinggi
Cukup
Sedang
Rendah
Sangat rendah
(Suharsimi Arikunto, 2006: 258)
4.      Uji Hipotesis
Setelah didapat harga rxy pengujian koefisien korelasi product moment ini menggunakan uji t, untuk memberikan kesimpulan apakah signifikan atau tidak signifikan dengan rumus:
(Sudjana, 2005: 380)
Hipotesis dalam penelitian ini adalah:
Ho :   Tidak terdapat pengaruh penggunaan kegitan observasi terhadap hasil belajar siswa mata pelajaran IPS di MTs An-Nur (kelas VIII).
Ha :   Terdapat pengaruh  penggunaan kegitan observasi terhadap hasil belajar siswa mata pelajaran IPS di MTs An-Nur (kelas VIII).

Kriteria penolakan atau penerimaan hipotesis untuk taraf signifikan 0,01 yaitu jika -ttabel< thitung< ttabel maka Ho diterima. Dalam kondisi lain Ho ditolak.

I.       Prosedur Penelitian
Suharismi Arikunto (2006: 14) menjelaskan sebelas langkah prosedur penelitian yang harus dilalui, yaitu : (a) memilih masalah. (b) studi pendahuluan. (c) rumusan masalah. (d) merumuskan hipotesis. (e) memilih pendekatan. (f) menentukan variabel dan sumber data. (g) menentukan dan menyusun instrumen. (h) mengumpulkan data. (i) analisis data. (j) menarik kesimpulan. (k) menulis laporan.
Dari beberapa prosedur tersebut, ternyata menunjukan unsur yang utuh dan sistematis dalam proses penelitian. Penulis memodifikasi langkah-langkah tersebut kedalam tiga langkah, yaitu :
1.      Pembuatan Rencana Penelitian
Pada tahap ini, peneliti melakukan persiapan-persiapan yang meliputi; memilih masalah, studi pendahuluan, merumuskan fokus masalah, memilih pendekatan. Sebagai layaknya suatu penelitian ilmiah, pada tahap-tahap ini peneliti menyusun desain penelitian untuk kemudian dikonsultasikan kepada pembimbing, terutama tentang pentingnya dan aktualnya masalah yang dipilih.

2.      Pelaksanaan Penelitian
Langkah ini, peneliti melakukan kegiatan yang meliputi: menentukan dan menyusun kembali instrumen, pengumpulan data, uji keabsahan data, analisis data dan membut kesimpulan temuan penelitian. Dalam konteks penelitian kualitatif beberapa aspek kegiatan dalam pelaksanaan dikerjakan sebelum dan selama penelitian berlangsung. Misalnya pembuatan instrumen baik berupa pedoman observasi, wawancara maupun pedoman untuk studi dokumentasi. Tetapi yang prinsip dalam penelitian ini bahwa instrumen penelitian adalah peneliti sendiri (human intstrumen). Sedangkan pedoman observasi dan wawancara hanya memuat pertanyaan kunci untuk membuka masalah penelitian.
3.      Pembuatan Laporan Penelitian
Tahap ini, merupakan langkah puncak kegiatan penelitian yaitu dilakukan setelah penelitian lapangan berakhir, sekalipun lapangan ini telah dimulai dalam proses penelitian berlangsung, seperti pembuatan analisis data. Penulisan laporan dalam penelitian ini menjurus pada penulisan laporan tesis sebagai suatu karya ilmiah. Pengorganisasian penulisan laporan penelitian ini dituangkan kedalam lima bab yaitu pendahuluan, tinjauan teoritis, obyek dan metodologi, hasil dan pembahasan penelitian, kesimpulan dan saran.


0 comments :

Post a Comment